Bandung Barat _lensadaerah.com
Viral di media sosial seorang ibu warga kampung Langkob Desa Bojong salam Kecamatan Rongga yang terpaksa melahirkan di jalan akibat akses jalan yang rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan Ambulance.
Terlihat didalam Vidio yang berdurasi 0.39 Detik tersebut seorang ibu hamil yang diantar keluarga dan tetangga di tandu sejauh 5 kilometer untuk menuju rumah sakit bersalin .
Namun akses jalan dari tempat tinggalnya dalam kondisi rusak parah sehingga sulit dijangkau mobi, akhirnya ibu tersebut melahirkan di jalan saat di tandu sebelum sempat sampai rumah sakit bersalin.
Menurut seorang warga yang enggan di sebut namanya. Menyebutkan pemandangan menandu warga bukanlah kali pertama terjadi di Langkob dan Cangkuang kondisi jalan yang rusak menjadi tontonan memilukan itu sudah sering terjadi akibat buruknya akses jalan yang sulit dilalui kendaraan roda empat.

” Kondisi kieu sanes ayena wae kanggo warga langkob mah , Mun di carioskeunmah sering pisan upami Aya warga nu teu damang Atawa Bade lahiran , akibat jalan awon mobil oge teu bisa naek ( kondisi ini bukan hari ini saja , kalau boleh dikatakan sering kalau ada warga yang sakit atau mau lahiran )” Ujarnya.
Ajang Yusup Bahtiar kepala desa Bojong salam ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut, ia menuturkan akses jalan menuju empat perkampungan di Desa Bojongsalam, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sulit diakses kendaraan jika hujan, akibat belum pernah dilakukan pembangunan.
” Kempat perkampungan Desa Bojongsalam tersebut terdiri dari, RW 04 Kampung Langkob, RW 09 Kampung Sawah lega, RW 10 Kampung Cangkuang dan RW 15 Kampung Nenggel.” Tuturnya

Ajang Yusuf Bahtiar mengatakan, pihaknya sempat melakukan pelebaran jalan untuk akses menuju 4 perkampungan tersebut, agar dapat dilalui kendaraan pada tahun 2019.
Namun pada tahun 2020, pihaknya mendapat informasi bahwa jalan tersebut masuk dalam list bantuan community development (comdev) atau CSR dari PLN dampak proyek PLTA Upper Cisokan.
Sayangnya, bantuan dari PLN untuk desa terdampak proyek Upper Cisokan tersebut hingga kini belum terealisasi. Sehingga saat hujan, akses jalan itu hingga kini tidak bisa dilalui kendaraan lantaran sangat licin.
“Hanya waktu itu mungkin karena adanya pandemi COVID-19 mungkin jadi tersendat. Sekarang kondisi jalan kalau terjadi hujan licin sampai tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat,” kata Ajang kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).
Dirinya mengaku sering menanyakan perihal realiasi bantuan Comdev itu ke pihak PLN dan pemerintah daerah untuk desa terdampak salah satu proyek Upper Cisokan tersebut.
Adapun jawabannya lanjut Ajang, pada tahun ini akan dilaksanakan pembangunan jalan. Sontak, pihaknya pun langsung memberikan informasi gembira kepada para warga yang ada di empat RW.
“Terakhir saya menanyakan ke PLN pada Mei 2024, dan pernah ada jawaban pada tahun ini akan dilaksanakan. Tapi sampai sekarang belum ada informasi lagi,” katanya.
Menurut Ajang, jika memakai anggaran dari desa untuk melakukan pembangunan jalan menuju 4 RW tersebut tidak akan cukup dengan 2 tahun anggaran.
“Kalaupun misalkan dialihkan ke anggaran desa tidak mungkin, karena sudah ada dalam list adendum 6 yang direncanakan oleh pihak PLN dan Pemkab Bandung Barat,” katanya.
Oleh karena itu, ia meminta agar Pemkab Bandung Barat bisa lebih memprioritaskan terkait pembangunan desa-desa yang terdampak proyek Upper Cisokan.
Sebab selama ini, ratusan warga di empat RW tersebut sulit mendapat layanan mobil ambulan desa. Sehingga, terjadi keterlambatan dalam upaya membantu warga dalam kondisi gawat darurat.
“Jadi kita (pemdes) merasa percuma menganggarkan dan menyediakan mobil ambulan desa, kalau tidak bisa menolong warga dalam keadaan gawat darurat. Saya harap pemerintah daerah bisa memperhatikan pembangunan akses jalan wilayah itu,” katanya.
Ajang meyakini bahwa jika pembangunan akses jalan menuju empat RW itu telah dilakukan bakal membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dan lebih mempermudah mereka dalam mendapat layanan kesehatan.
“Oleh karena itu saya juga berharap Comdev dari PLN untuk desa terdampak proyek Upper Cisokan itu tidak dialihkan kemana-mana dan bisa segera terealisasi demi membantu kepentingan ratusan warga yang ada di empat RW desa kami,” pungkasnya.